Minggu, 31 Maret 2013

Cara membuat Klepon beraneka rasa


A.    Deskripsi Tentang Produksi

1.      TERTIB KERJA

NO
URAIAN
WAKTU
MENIT
LAMA
1.



2.
























3.


4.


5.
Persiapan
·         Pribadi
·         Alat
·         Bahan
Pengolahan
a)      Tumbuk daun suji dan kemudian ambil airnya. Tambah dengan air kapur sirih secukupnya.
b)      Rubus air (untuk bahan adonan) dan parut kelapa (memanjang)
c)      Kemudian campur tepung ketan dengan air hangat dan air daun suji yang telah dicampur dengan air kapur sirih. Aduk adonan hingga rata.
d)     Ambil sedikit adonan, kemudian isi dengan bahan isi (gula merah, selai strobery, selai blubbery, dan selai coklat).
e)      Rebus air (untuk memasak) hingga mendidih, dan masukkan adonan yang telah terisi tadi ke dalam rebusan air. Tunggu hingga mengambang atau terapung, yang menandakan kue tersebut telah masak, dan siap disisihkan.
f)       Lumuri kue yang telah disishkan tadi dengan parutan kelapa yang telah diberi garam.
g)      Hidangkana di atas dessert plate / kemasan mika (untuk dijual), dana garnish.
Berkemas 1
·         Menyimpan bahan yang tersisa, dan merapikan meja produksi.
Menghidangkan
·         Menghidangkan dalam dessert plate, dan dalam mika.
Berkemas 2
·         Menyapu lantai
·         Membersihkan alat-alat produksi
·         Mengepel lantai

10.00-10.05
10.05-10.10
10.10-10.15

10.15-10.25


10.25-10.35

10.35-10.45



10.45-10.50


10.50-11.10





11.10-11.15


11.15-11.20



11.20-11.25


11.25-11.30


11.30-11.35
11.35-11.40
11.40-11.45

5’
5’
5’

10’


10’

10’



5’


20’





5’


5’



5’


5’


5’
5’
5’

JUMLAH
105’

Peran guru dalam teori kontruktivisme


BAB I PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
        Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Tokoh yang berperan pada teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

1.2            Rumusan Masalah
1.      Apa arti dari Teori Konstruktivisme?
2.      Siapakah sajakah tokoh dalam Teori Konstruktivisme?
3.      Bagaimana proses pembelajaran menurut Teori Konstruktivisme?
4.      Bagaimana peran guru dalam Teori Konstruktivisme?
1.3            Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui arti Teori konstruktivisme
2.      Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam Teori Konstruktivisme
3.      Untuk mengetahui proses pembelajaran menurut Teori Konstruktivisme
4.      Untuk mengetahui peran guru dalam teori Kosntruktivisme

BAB II PEMBAHASAN


2.1 Arti Teori Konstruktivisme
            Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Dan teori konstruktivisme adalah teori yang memahami belajar sebagai kegiatan manusia yang bersifat membangun dan menciptakan suatu pengetahuan dengan memberi makna pengetahuannya yang sesuai dengan pengalaman seseorang yang mempunyai pengetahuan lebih dinamis.
Teori konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
2.2 Tokoh yang berperan dalam Teori Konstruktivisme
            Ada 2 tokoh yang berperan dalam teori ini yaitu jean piaget dan vygotsky
a.      Jean piaget
Teori jean piaget sangatlah terkenal dan merupakan bagian dari teori kognitif yaitu teori perkembangan mental.
            Menurut piaget, Teori belajar berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.
            Pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran siswa melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru. Pengetahuan tidak diperoleh pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkanperkembangan kognitif siswa tergantung pada seberapa jauh mereka aktif  memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
            Piaget  juga dikenal sebagai konstruktivis pertama, ia menegaskan bahwa penekanan teori konstruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapanagan.
            Ada 3 hukum  atau dalil pokok piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual atau disebut tahap perkembangan mental, yaitu :
1.       Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama.
2.      Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual dan
3.      Gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).

b.      Vygotsky
Menurut vigotsky, bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya. Jadi inti dari konstruktivisme menurut vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.
Adapun implikasi teori konstruktivisme dalam pendidikan anak adalah :
1.      Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
2.      Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
3.      Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.        
2.3. Pembelajaran dalam teori konstruktivisme
            Menurut teori konstruktivisme bahwa pengetahuan tidak bisa dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Maksutnya, dalam teori konstruktivisme siswa harus aktif secara mental untuk membangun struktur pengetahuannya berdasarakan kematangan kognitif yang dimilikinya, jadi siswa tidak diharapakan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan ilmu-ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendaka guru sendiri.
Ada 3 penekanan dalam teori belajar konstruktivisme, yaitu :
1.      peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna.
2.       pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.
3.       mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.

Dan didalam pembelajaran konstruktivisme juga terdapat dua prinsip utama, yaitu:

1.       Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, namun secara aktif oleh struktur kognitif siswa.
2.      Fungsi kognitif bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.
Pembelajaran yang mengacu pada teori konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Dan siswa lebih diutamakan untuk membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
Terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran konstruktivisme, yaitu :

1.      Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa

Kegiatan pembelajaran ditunjukan untuk menbantu siswa dalam mengkonstruksi atau membangun suatu pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan bekal atau pengetahuan awal yang dimilikinya dengan memanfaatkannya. Oleh karena itu, pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal siswa dan memanfaatkan teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan konsepsi padadiri siswa.



2.      Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna
            Segala kegitan pembelajran dirancang sedemikian rupa sehingga      bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar    siswa bener-bener dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan             melakukan pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari usaha-usaha untuk        mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan sumber    daya dari kehidupan sehari-hari, dan juga penerapan konsep.
3.      Adanya lingkungan sosial yang kondusif

Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara produktif dengan sesama siswa maupun dengan guru. Selain itu juga ada kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam berbagai konteks sosial.

4.      Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri
            Siswa didorong untuk bisa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh karena itu siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan   refleksi dan mengatur kegiatan belajarnya.
5.      Ada usaha untuk mengenalkan siswa pada dunia ilmiah

Sains bukan hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup proses dan sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan memperkenalkan siswa tentang “kehidupan” ilmuwan.

            pembelajaran kontruktuvisme merupakan pembelajaran yang cukup baik dimana siswa dalam pembelajaran terjun langsung tidak hanya menerima pelajaran yang pasti seperti pembelajaran behavioristik. Misalnya saja pada pelajaran pkn, tentang tolong menolong dan siswa di tugaskan untuk terjun langsung dan terlibat mengamati suatu lingkungan bagaimana sikap tolong menolong terbangun. Dan setelah itu guru memberi pengarahan yang lebih lanjut. Siswa lebih mamahami makna ketimbang konsep.
2.4.                    Peran guru dalam teori konstruktivisme
           Menurut carnegie tentang pendidikan dan ekonomi terdapat sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah :
Memiliki pemahaman tentang kerja baik fisik maupun sosial, memiliki kemampuan mngumpulkan dan menganalisis data, memiliki kemampuan membantu pemahaman siswa, memiliki kemampuan mempercepat kreativitas siswa, dan memiliki kemampuan kerja sama dengan orang lain.
          Guru tidak diharuskan memiliki semua pengetahuan, tetapi hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup sesuai dengan yang mereka perlukan, dimana memperolehnya, dan bagaimana memaknainya. Disamping penguasaan materi, guru juga dituntut memiliki keragaman model atau strategi pembelajaran, karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan belajar dari topik-topik yang beragam.
          peranan guru tidak lebih sebagai fasilitator, suatu posisi yang sesuai dengan pandangan konstruktivistik. Tugas sebagai fasilitator lebih berat dibandingkan hanya sebagai transmiter pembelajaran. Guru sebagai fasilitator akan memiliki konsekuensi langsung sebagai perancah, model, pelatih, dan pembimbing. Disamping sebagai fasilitator, secara lebih spesifik peranan guru dalam pembelajaran adalah expret learnes, sebagai manager, dan sebagai mediator.
          Sebagai expert learnes, guru diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang pembelajaran, menyediakan waktu yang cukup untuk siswa, menyediakan msalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran, merubah strategi ketika siswa sulit mencapai tujuan, berusaha mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomor siswa.
          Sebagai manager, guru berkewajiban memonitor hasil belajar siswa dan masalah-masalah yang dihadapi mereka, memonitor disiplin kelas dan interpesonal, dan memonitor ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
          Sebagai mediator, membantu para siswa memformulasikan pertanyaan atau mengkonstruksi representasi visual dari suatu masalah, memandu para siswa mengembangkan sikap positif terhadap belajar, pemusatan perhatian, mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan awal,  menjelaskan bagaimana menghubungkan gagasan-gagasan para siswa, dan pemodelan proses berpikir dengan menunjukan kepada siswa agar mampu berpikir kritis.
          Peran guru adalah menciptakan dan memahani sintaks pembelajaran. Sintaks pembelajaran adalah langkah-langkah operasional yang dijabarkan berdasarkan teori desain pembelajaran. Sintaks pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivistik seringkali mengalami adapatasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi penting untuk menyempurnakan yang rekursif, fleksibel, dan dinamis.
















BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan
      teori konstruktivisme adalah teori yang memahami belajar sebagai kegiatan manusia yang bersifat membangun dan menciptakan suatu pengetahuan dengan memberi makna pengetahuannya yang sesuai dengan pengalaman seseorang yang mempunyai pengetahuan lebih dinamis. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Jadi peran seorang guru harus mampu membimbing peserta didik agar mampu meningkatkan kualitasnya secara baik agar mampu berkembang dan mendapaktan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peserta didik ke depannya.

3.2    Saran

    Dalam sistem pembelajaran konstruktivisme guru harus mampu menguasai tata cara yang telah di tentukan dalam teori konstruktivisme . agar peserta didik dapat mendapatkan cara pengajaran yang baik dan mampu mengembangkan peserta didik di dasarkan oleh kemampuanya, agar peserta didik tidak menyimpang dan terganggu dalam pembelajaran yang di sebabkan oleh guru tidak mampu menerapkan sistem pembelajaran menggunakan teori konstruktivesme.

Sabtu, 30 Maret 2013

Restorasi jepang pada bidang politik dan ekonomi

2.2Restorasi jepang pada bidang politik
            Langkah-langkah yang diambil oleh Meiji Tenno dalam mengadakan restorasi dalam bidang politik adalah sebagai berikut:
1.      Sistem pemerintahan meniru sistem pemerintahan Barat. Pemerintahan dibagi ke dalam Departemen-departemen. Akan dibentuk Konstitusi baru yang akan dipimpin oleh Ito Hirobumi. Bentuk negara di ubah menjadi Monarki konstitusi (11 Februari 1889). Dimana konstitusi ini mengandung pokok-pokok pikiran antara lain :
a.       Kedudukan Kaisar
Menurut Konstitusi, Kaisar adalah sumber dari segala kekuasaan. Kedudukan Kaisar suci dan tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan praktis ( real power ) dijalankan oleh badan pemerintahan atas nama Kaisar. Jadi dalam menjalankan pemerintahan khususnya dalam kekuasaan legislatif, Kaisar dibantu atau didampingi oleh Diet.
b.      Diet ( DPR )
Sistem perwakilan di Jepang menganut system seperti di Eropa Barat, yaitu perwakilan yang terdiri dari dua kamar ( bicameral ), yaitu :
1)       House Of Peers ( Upper House), anggotanya terdiri dari para bangsawan tinggi yang dipilih dari para pembayar pajak yang tinggi dalam negara.
2)       House Of Representative, anggota nyater diri dari rakyat biasa yang  ditunjuk atau dipilih.
Semua undang-undang harus mendapat pengesahan dari Diet  dan persetujuan harus didasarkan pada kelebihan suara yang mutlak.
c.       Kabinet
Kabinet ( The Council Of Minister ) langsung bertanggung jawab kepada Kaisar. Menurut Konstitusi 1889, Kabinet yang diketuai oleh Perdana Menteri mempunyai Departemen sebagai berikut :
1)       DepartemenDalamNegeri
2)       DepartemenLuarNegeri
3)       DepartemenPendidikan
4)       DepartemenPerhubungan
5)       DepartemenKeuangan
6)       DepartemenKehakiman
7)       DepartemenPerdagangandanIndustri
8)       DepartemenPertaniandanKehutanan
9)       DepartemenKeretaApi
10)   DepartemenSeberangLaut
d.      Prive Council ( DPA )
Tugasnya sebagai penasehat Kaisar. Di samping Prive Council, Kaisar masih mempunyai penasehat langsung yaitu Genro atau ahli-ahli negara. Genro adalah suatu lembaga yang dibentuk di luar undang-undang.
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa berdasarkan Konstitusi 1889, bentuk pemerintahan Jepang adalah Monarkhi  Konstitusional. Di mana Kabinet bertanggung jawab kepada Kaisar. Struktur Organisasi dari Pemeritahan Jepang yang baru adalah :
Kaisar sebagai penguasa tertinggi dalam menjalankan pemerintahan. Kaisar dibantu oleh :
1)       Kabinet yang bertanggungjawablangsungkepadaKaisar.
2)       Prive Council yang berfungsisebagaipenasehatKaisar.
3)       Genro yang berfungsisebagaipenasehatKaisar.
2.      Disahkannya UUD pada tanggal 11 Februari 1890 oleh Tenno.
3.      Sistem pemerintahan feodal dihapuskan. Seluruh tanah negara dibagi dalam banyak prefecture. Prefecture adalah suatu daerah yang dikepalai oleh seorang profect (Kepala Departemen). Walaupun secara resmi pemerintahan feodal telah dihapuskan , namun rakyat masih belum merasa puas karena pemerintahan masih dimonopoli oleh segolongan revolusioner, dan pemerintahan masih bersifat oligarkhi. Rakyat menuntut agar kaisar segera membentuk pemerintahan dengan adanya perwakilan dari rakyat.
4.      Memindahkan ibu kota dari Kyoto ke Yedo dan namanya diubah menjadi Tokyo (26 November 1868), dimana berdasarkan dari ajaran Shintoisme diciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama Hinomaru didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan Kimigayo berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya diresmikan sebagai agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kekokohan kebangsaan Jepang yang akan dijadikan dasar modernisasi Jepang.
5.      Pada tanggal 6 April 1868, untuk pertama kalinya dalam sejarah jepang Meiji Tenno mengangkat “Sumpah Setia” (Charter Outh) dihadapan para Daimyo dan Aristokrat. Charter Outh pada prinsipnya berisi empat asas yakni:
a.       Asan Musyawarah
Musyawarah merupakan sesuatu yang harus dipegang teguh. Semua peraturan negara akan ditetapkan dengan jalan musyawarah. Dalam hal ini akan dibentuk Dewan Nasional dan Dewan Setempat.
b.      Asas Persatuan.
Seluruh rakyat Jepang dari yang rendah sampai yang tinggi harus bersatu dan sependapat, agar ketertiban dalam masyarakat dapat terpelihara dengan baik. Hak-hak bagi semua lapisan masyarakat akan dijamin oleh negara.
c.       Asas Keadilan.
Asas ini akan dipegang teguh oleh Kaisar. Segala tradisi lama yang merugikan negara harus dihapuskan. Persamaan hak dan kewajiban akan dijadikan dasar kehidupan nasional.
d.      Asas Pendidikan.
Pendidikan yang merupakan kombinasi antara sistem pendidikan lama dan baru (campuran cara berpikir Cina dan Jepang serta pendidikan Barat) akan dijadikan sebagai dasar terciptanya negara baru yang maju, dan modern seperti Barat. Dalam hal ini Jepang juga akan mengambil dan mempergunakan tenaga-tenaga yang cakap dari luar guna pembangunan bangsa dan negara Jepang.
Dari isi Sumpah tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pemerintahan Negara dipimpin oleh Kaisar,  dibantu rakyat untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
6.      Daimnyo-daimnyo atau bangsawan dirubah kedudukannya dan dijadikan sebagai pegawai negeri dan tanah-tanah yang mereka kuasai diserahkan kepada Tenno.

2.3 Restorasi Jepang pada Bidang Ekonomi

Pembangunan ekonomi negara Jepang dimulai sejak tahun 1868 saat lahir sebuah polotik penting yang dikenal sebagai pembaharuan “Meiji”. Tapi bukan berarti bahwa Jepang sebelum tahun itu disebut Negara primitive, akan tetapi dalam produksi mesin dan pembaharuan terjadi setelah pembaharuan Meiji.  Perekonomian utama pemerintahan Meiji dalam periode ini ialah terciptanya prasarana Negara ini, dengan membangun jalan kereta api antara Tokyo dan Yokuhama sampai Kobe terselesaikan. Tidak hanya itu pemerintah juga memodernisasi jaringan komunikasi lewat jasa pos dan telegraf.

Dalam periode zaman Tokugawa Jepang merupakan masyarakat yang cukup terpelajar dari budaya dan sastra dengan buku yang berlimpah-limpah, dan salah satunya adalah ajaran dari Kong Hu Cu yang hanya satu-satunya pengajaran yang meluas dalam periode Tokugawa. Dan Jitsugaku (pelajaran praktis) sedamgkan perekonomian zaman tokugawa adalah feodal dan mempunyai kemiripan dengan perekonomian pertenggahan Eropa. Sehingga mengambil keputusan pada dasarnya perekonomian subsistem dan bahwa setiap perdangangan sebagian besar dengan sistem barter dan jarang terdapat pengunaan uang. Tapi perekonomian Tokugawa menunjukkan uang dan kredit. Bentuk uang biasanya uang logam sedangkan kredit yang sering digunakan oleh pedagang-pedagang Osaka. Pusat transaksi kredit adalah Ryogaeya, akan tetapi fungsi Ryogaeya tidak hanya melakukan pertukaran uang. Mereka mempunyai fungsi, misalnya: menerima deposito, meminjamkan uang dan mengeluarkan surat perintah pembayaran khususnya di Osaka sering menciptakan uang. Pada filosofi ekonomi pada birokrasi Tokugawa menitik beratkan pertanian sebagai sumber utama kekayaan sedangkan perdagangan dianggap tidak produktif dan perdangangan mendapat posisi terendah dalam masa Tokugawa. Pada periode Tokugawa di Jepang dikenalkan ekonomi uang yang dipengaruhi oleh dua faktor khusus: semua samurai di wajibkan tinggal di istana, markas besar pemerintah pindah dari pertanian, mereka menjadi rentenir dan sumbangan penting lainnya untuk perdagangan adalah Sankin kotai (sistem jaminan) sering dianggap perdagangan Tokugawa.

Sedangkan Jepang berkembang karena feodalisme mendahului periode modern, karena feodalisme melindungi perdagangan karena bangsa yang kuat militernya merupakan kebijakan yang sama pentingnya dengan pembangunan ekonomi. Dan pembakuan-pembakuan politik menghapus kekuasaan Daimyo (penguasaan militer) dan membangun suatu negara yang mempunyai pemerintahan pusat. Hal ini dicapai melalui Hanseki hokan (dipulihkannya pendaftaran tanah) dan Haihan Chiken (dihapuskannya wilayah-wilayah pembayar upeti). Tujuan utama pemerintah baru adalah untuk menciptakan suatu angkutan darat moderndan dipersenjatai modern.

Menurut Learner (Bintoro, 1987:2.2)  modernisasi adalah suatu proses yang sisteimatis yang menyangkut perubahan kependudukan, ekonomi, politik, komunikasi dan sektor kebudayaan dalam suatu masyarakat. Untuk menjadi modern, anggota masyarakat harus memiliki mobilitas baik dalam arti fisik maupun psikis. Mobilitas fisik berarti kebergerakan anggota masyarakat termasuk perpindahan dari desa ke kota.

Hubungan dengan barat tidak hanya menberikan pimpinan jepang suatu model dari modernisasi sehingga cukup masuk akal untuk beranggapan bahwa jika tidak mengambil langkah-langkah pencegahan maka Jepang akan menjadi koloni. Ancaman barat menciptakan kesadaran dan keharusan untuk bertindak menciptakan pembaharuan-pembaharuan yang dinamakan ”Revolusioner” dalam arti menghancurkan sistem feodal dan membuka jalan bagi sistem ekonomi dan politik baru.

Pembaharuan Meiji tidak lengkap sebagai revolusi terutama kerena bukan revolusi dari kaum yang diperintah, tetapi revolusi dalam samurai dan dapat dikatakan sebagai perebutan kekuasaan dalam kelas memerintah. Sehingga upaya-upaya yang mereka lakukan mencerminkan campuran yang aneh-aneh dari strategi modernisasi dan pelestarian. Kemajuan ekonomi sustu negara sangat dipengaruhi oleh sikap rakyat-rakyatnya terhadap kerja dan konsumsi, karena jika suatu negara dapat maju dengan cepat, harus mempunyai banyak orang yang hemat dan mau bekerja keras. Dalam suatu perekonomian kapitalis, produkivitas perusahaan merupakan penentu utama bagi produktivitas nasional dan penentu lainnya adalah manajemen. Sedangkan untuk mencapai produktivitas tinggi secara keseluruhan, unit-unit ekonomi swasta memerlukan lingkungan yang baik.

Pembangunan ekonomi Jepang dalam banyak hal merupakan prestasi mengesankan. Suatu negeri feodal agraris yang tidak punya berbagai sumber daya diubah menjadi negara industri yang makmur dalam jangka waktu pendek, karena kemajuan ekonomi Jepang juga merupakan asal mula kerusakan lingkungan (pencemaran dan kebisingan). Masalah-masalah pembangunan ekonomi Jepang mestinya dapat dihindari seandainya digunakan suatu sistem ekonomi sosialis dan ada alasan kuat untuk percaya bahwa tingkat pertumbuhan sangat lambat. Bagi kebanyakan ekonomi praktis, masalah kebahagian itu terlalu kabur. Karena itu masalah ini sangat penting sebagai falsafah Jepang, tetapi tidak bagi pemimpin zaman Meiji.

Namun dapat diajukan argumentasi bahwa Jepang tidak punya pilihan lain pada masa itu, ketika negara-negara barat mengancam kemerdekaan bangsa-bangsa asia dengan kekuatan militernya yang unggul. Meskipun begitu ada jalur-jalur tindakan lain yang terbuka bagi para pemimpin zaman Meiji membangun kekuatan militer untuk tujuan pertahanan dan tidak mengunakannya untuk agresi. Karena akan mengundang kesulitan di masa depan pada waktu zaman Meiji kepada negara-negara tetangga. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa politik damai tidak akan membawa kearah kehancuran nasional seperti yang mereka yakini.

Maka setelah Restorasi Meiji, perekonomian Jepang memperoleh kesempatan yang baik untuk mulai berkembang dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan yang paling utama adalah penghapusan sistem feodal yang diterapkan oleh Tokugawa, sehingga terbukalah peluang untuk rakyat Jepang terhadap pendidikan yang meniru sistem pendidikan dunia Barat, selain dengan menerapkan sistem moneter, sistem pajak yang memungkinkan berkembangnya kapitalis atau kaum pemodal. Selain itu, pemerintah Meiji juga mendatangkan tenaga-tenaga ahli dan mengimpor mesin-mesin pabrik untuk ditiru, sehingga Jepang mampu membangun dan memodernisasikan industrinya.

Pembaharuan yang dilakukan oleh Jepang juga adalah dalam industry. Dalam hal ini Jepang mulai meniru sistem pendidikan dunia barat dengan menerapkan sistem moneter dan sistem pajak yang menungkinkan untuk berkembangnya kaum pemodal atau kapitalis. Modernisasi dalam industry dilakukan dengan memodernisasi mesin-mesin produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan. Dengan adanya perkembangan industry tersebut menimbulkan golongan baru yaitu kapitalis yang berkuasa dibawah militer.

Akibat modernisasi Jepang dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut :
a.     Industry jepang semakin berkembang dengan pesat
b.    Jumlah penduduk semakin bertambah sementara luas lahan semakin sempit (ledakan penduduk)
c.     Sebagai Negara yang merasa telah maju timbul keinginan untuk mengikuti Negara barat yaitu bersaing untuk mendapatkan daerah jajahan yang akan digunakan sebagai daerah pemasok hasil industry dan sebagai daerah yang menyediakan bahan baku untuk industry